Selasa, Maret 09, 2010

Guwe Bangettttzzz....

Membuka halaman sebelum halaman pertama Novel Negeri 5 Menara aku membaca Kata Mutiara dari Imam Syafii yang cukup menggelitik.

Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang

Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran

Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manuasia bosan padanya dan enggan memandang

Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan

Luar biasa, pengen-pengen-pengen.....^

_^
Setelah Solo-Jakarta-Surabaya-Yogyakarta-Semarang-Bandung, kira-kira ke mana ya kaki ini akan melangkah, hehehe..
Bali?? Lombok?? Kalimantan?? Manado?? Batam?? Singapura?? Malaysia?? Allah Hualam...

Home "little" Sweet Home..
Jl. Cisitu Lama, No. 23A-160C
Rt 08/Rw 12 Kelurahan Dago
Kec. Coblong Kota Madya Bandung 40135

Boby...Alias Boyo Bingung....:D


Kemarin tanggal 16 Januari 2010 aku dolan ke Toko Buku Gunung Agung (TBGA) di BIP. Lucu juga, aku parkirnya di Gramedia tapi beli bukunya di TBGA. Gak tau kenapa, aku kurang sreg aja beli buku di Gramedia, hehehe… (Padahal buku sing tak tuku yo terbitan Gramedia lho, edan tho??)

Dari rumah niatnya ke BEC dulu nyari DVD Blank (Buat nyelametin koleksi film-filem bokepku yang udah menumpuk di Hardisk:D), terus ke TBGA mo beli bukunya Mas M. Arief Budiman yang judulnya Tuhan Sang Penggoda

Seperti biasa, BEC hari Sabtu ramenya luar biasa mengerikan. Ada pemandangan yang cukup unik kemarin, orang antre beli Blekberi kayak orang antre mau nambalin Blekborot yang sering aku temui di pasar-pasar traditional. Sungguh mengagumkan pasar Indonesia ini buat mereka (Vendor). Fenomena apakah ini gerangan??

Wis rasah ngurusi Blekborot, eh Blekberi. Ganti topik wae…. Singkat kata singkat cerita akhirnya aku sampe juga di TBGA. Mak Nyessssss rasane neng njero toko buku kuwi. Tak lama kemudian muncul masalah, alias kasus di sini. Niat awalnya mo beli buku Tuhan Sang Penggoda secara gak sengaja ini mata menangkap buku berjudul Negeri 5 Menara. Akhire aku bingung. Padahal itu buku 22-nya bagus semua. Suwiiiiiiiii…aku menimbang-nimbang. Beli yang mana dulu ya?? Untuk yang Negeri 5 Menara aku udah baca sinopsisnya di Kompas. Untuk yang Tuhan Sang Penggoda juga udah mengikuti di Blognya Mas Arief.

Bingung, aku bingung, pada semut merah, yang berbaris di dinding menatapku curiga seakan penuh tanya sedang apa di sini?? Menanti membeli buku jawabku. *Catatan Redaksi : Kata yang pertama salah Bos, harusnya “Malu aku malu, bukan Bingung aku bingung. Lalu yang terakhir juga salah, harusnya Menanti pacar jawabku bukan Menanti membeli buku jawabku. Mohon lebih teliti lagi ya kalo mau nulis sesuatu, OK?? Di sengeni Mas Obbie Messakh kawus kowe...:D (^_^) (^.^)

Dengan berat hati dan berlinangan air mata (seper-super lebay) akhirnya aku bawa pulang dulu yang Negeri 5 Menara. Maaf ya Mas Arief, bukannya aku pilih kasih, hehe.. Aku hanya mengikuti kata hatiku. Bulan depan, janji dech aku pasti beli bukunya Mas Arief, hihihi…

Ini dia yang membuat aku jatuh hati pada itu buku :

Kata Mas Riri Riza : “…..menyentuh, sekaligus menjadi diskusi kritis sekaligus simpatik tentang pendidikan kehidupan..”

Kata Pak Ary Ginanjar Agustian: “…mengasah kecerdasan emosi dan spiritual.”

Kata Om Erbe Sentanu: “…Ditulis dengan menggunakan kata hati sehingga terasa menyentuh hati…”

Kata Mbak Helvy Tiana Rosa: “Layak dibaca para ibu yang bermimpi membesarkan anak-anak terbaik”

Negeri 5 Menara adalah buku pertama dari sebuah Trilogi. Ditulis oleh A. Fuadi, mantan wartawan TEMPO & VOA, penyuka fotografi, yang kini menjadi Direktur Komunikasi di sebuah NGO konservasi. Alumni Pondok Modern Gontor, HI Unpad, George Washington University, dan Royal Holloway, Universyti of London ini meniatkan setengah royalty trilogy ini untuk membangun Komunitas Menara, sebuah organisasi sosial berbasis volunteerism yang ingin menyediakan sekolah, perpustakaan, klinik dan dapur umum gratis buat kalangan yang tidak mampu seperti saya, eh kebablasen singku nulis:D

Insyaa Allah aku harus mampu “Kejayaan selalu datang pada setiap orang yang mau bekerja keras menjemput jatah rezekinya dengan cara yang diridhoi-Nya, jangan lupa untuk selalu berdoa kepada Maha Penggeggam alam semesta. Aminnn..:-)


Jl. Cisitu Lama, No. 23A-160C
Rt 08/Rw 12 Kelurahan Dago
Kec. Coblong Kota Madya Bandung 40135.

Salut Buat Pak Basuki (Mantan Loper Koran Raih Gelar Doktor di UI)


Minggu kemarin waktu aku pulang ke rumah, aku di sodori koran Kompas sama Ibuk-ku. Beliau sengaja menyimpannya untuk aku baca setelah aku tiba di rumah. Pak Basuki masuk koran Kompas di halaman terakhir di rubrik SOSOK Selasa, 26 Januari 2010.

Berikut isi liputan koran itu :

ADA catatan menarik setelah Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia meluluskan doktor ke-42, Basuki Agus Suparno, Kamis (14/1) lalu. Promotor Prof M Alwi Dahlan, PhD mengatakan, yang membedakan Doktor Basuki dengan 41 doktor lain dari Ilmu Komunikasi UI adalah dia merupakan satu-satunya sosok yang memulai karier komunikasi dari bawah, sebagai loper koran

Untuk mewujudkan mimpinya meraih jenjang pendidikan tertinggi, Basuki, anak kedelapan dari sembilan bersaudara keluarga buruh ini, pernah menjadi pengasong di gerbong kereta api dan distributor gula pasir dari rumah ke rumah,” kata Alwi Dahlan bangga, saat membacakan catatannya tentang Basuki.

Kebanggaan lain juga dikemukakan kopromotor Prof Sasa Djuarsa Sendjaja, PhD. Seusai Sidang Terbuka Senat Akademik UI, katanya, ”Kajian disertasi Basuki itu menarik dalam studi komunikasi politik karena memfokuskan pada bahasa politik terkait dengan berbagai pemaknaan dan clash of argument tentang reformasi di Indonesia.”

Basuki, lanjut Sasa, meneliti bagaimana kontestasi makna reformasi dalam drama politik pada 1997-1998 di Indonesia dan bagaimana para aktor politik berkomunikasi (political talks) tentang reformasi dalam drama politik itu. Hasil penelitian Basuki menunjukkan, selama 1997-1998 terdapat lima keadaan obyektif yang memperlihatkan panggung drama (scene) di mana reformasi dipikirkan dan saling bersaing. Alwi Dahlan menyarankan agar disertasi Basuki diolah menjadi buku.

Basuki melakukan penelitian dengan memanfaatkan surat kabar Kompas selama tahun 1997-1998. Ia mencermati pernyataan-pernyataan para aktor politik yang didukung data dari wawancara menjadi sesuatu yang menarik.

Menurut dia, ada lima keadaan obyektif yang memperlihatkan panggung drama, di mana reformasi dipikirkan dan saling bersaing. Pertama, situasi pencalonan presiden masa bakti 1998-2003 yang memperlihatkan kompetisi, saling bersaing antara mereka yang menginginkan Presiden Soeharto tak dicalonkan dan yang tetap menginginkannya.

Kedua, aksi dan demonstrasi mahasiswa. Di sini ada persaingan antara mereka yang menghentikan gerakan serta yang berkeinginan memperluas gerakan dan tingkat partisipasi guna menjatuhkan Soeharto.

Ketiga, kerusuhan massa yang memperlihatkan persaingan pemikiran antara yang melihat itu sebagai akibat kesenjangan sosial dan pembangkangan sipil. Keempat, krisis ekonomi, persaingan antara prinsip-prinsip ekonomi bebas dan ekonomi yang proteksionisme dan monopoli. Kelima, posisi ABRI dilematis, memberikan ruang kepada tuntutan reformasi atau mempertahankan kekuasaan dan pemerintahan.

”Hasilnya, Soeharto menyatakan berhenti, rezim Orde Baru diganti, dwifungsi ABRI dicabut, amandemen UUD 1945, berbagai kebijakan ekonomi dicabut, keterbukaan dan kebebasan pers, serta kekuasaan dikompetisikan secara terbuka,” ujarnya.

Penelitian Basuki berimplikasi teoretis dalam kajian komunikasi, juga berimplikasi terhadap kajian politik dan sejarah. Kata dia, telaah yang perlu dikembangkan lebih jauh sebagai implikasi teoretis bagi kajian sejarah adalah menguji otentisitas pernyataan-pernyataan yang terekam di Kompas hingga segi-segi ini dapat mencerminkan sejarah perubahan kekuasaan yang sebenarnya penuh ironi.

”Jejak komunikasi itu dapat dikembangkan lebih jauh untuk menguji presentasi sosial para aktor politik, nilai-nilai yang diperjuangkan, segi perubahan itu sendiri, dan konstelasi kekuatan dan kekuasaan yang terbentuk dan berguna bagi perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya.

Semangat loper

Basuki menyadari, ia bisa meraih gelar doktor dengan kelulusan cum laude karena tempaan kehidupan yang penuh liku-liku. Ketika ayahnya, Suwoyo Wirusumitro, diberhentikan jadi buruh pabrik gula di Sragen, ayahnya mengadu nasib ke Jakarta menjadi tukang batu.

Beban hidup dan pekerjaan yang berat membuat sang ayah meninggal pada 1983. Maka ibundanya, Sugiyanti, dan adiknya pulang ke Sragen. Basuki, yang saat itu kelas II SMP 50 Jakarta, juga pulang kampung.

”Di kampung ada modal hidup berupa 20 batang pohon kelapa. Untuk makan sehari-hari, saya mengupas kelapa, Ibu yang menjual. Hasil belajar saya jelek dan menjadi bahan tertawaan. Anak pindahan dari Jakarta hanya dapat nilai 3 untuk ulangan Fisika. Tertawaan teman membuat saya termotivasi belajar otodidak. Saya berhasil lulus dan diterima di SMA Negeri I Sragen,” katanya.

Basuki ingin masuk fakultas kedokteran atau jurusan kimia, tetapi ia tak lulus tes. Menyadari sang ibu tak mampu, ia memilih berjualan koran untuk hidup dan kuliah.

”Hari pertama saya jual koran, hanya laku tiga eksemplar dan dapat uang Rp 300. Esoknya saya beranikan diri masuk-keluar kantor dan dapat Rp 1.000. Hari-hari berikutnya saya bisa menabung Rp 6.000 dan dalam setahun tabungan saya jadi Rp 300.000,” ujarnya.

Seusai berjualan koran sekitar pukul 14.00, Basuki mengasong di gerbong kereta api jurusan Klaten-Bandung dan Klaten-Surabaya. Semua hasil jualan itu dia simpan.

Basuki lalu memilih kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret (UNS). Ia tak lagi menjadi pengecer koran, tetapi loper koran. Kesibukan itu membuat dia sering terlambat kuliah.

Sekitar enam tahun menjadi loper koran, ia mengantongi penghasilan sekitar Rp 60.000 per bulan. Lulus S-1 dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,2, selain berjualan koran ia juga berjualan gula pasir dari rumah ke rumah. Modal awalnya satu karung gula pasir seharga Rp 100.000. Dari hari ke hari pelanggan Basuki bertambah, ia memerlukan 3 ton gula pasir per bulan untuk melayani sekitar 300 pelanggan.

Ketika ada peluang menjadi dosen pada 1997, temannya, Sigit Tripambudi, memotivasi, bahkan membuatkan lamaran untuk Basuki. Ketika dinyatakan lulus, ia berhenti menjadi loper koran dan distributor gula. Ia menjadi dosen tetap UPN Veteran Yogyakarta

Studi S-2 di UNS dia selesaikan dengan IPK 3,8 dan predikat cum laude. Ia juga mendapat beasiswa S-3 di Universitas Indonesia, yang diselesaikannya selama 4,5 tahun.

”Kalau ada kemauan, Tuhan memberikan jalan. Sesuatu yang tak mungkin, bisa mungkin asal ada cita-cita dan keberanian untuk mewujudkannya. Suka-duka hidup itu menjadi energi positif mencapai keberhasilan,” katanya.

Salut buat Pak Basuki, benar kata Imam Syafii "Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang." Salut-salut-salut!!!

Akhirnya Aku Menemukanmu...


Alhamdulillahirabbil'alaminnnnn.....Setelah sekian lama aku berjibaku dengan Google, akhirnya aku menemukan apa yang selama ini aku cari-cari. Apa itu gerangan???? Lagu Anak-Anak Islami "Neno Warisman dan Aulade Gemintang". Sebuah Album yang menjadi lagu wajib saat aku kecil dulu.


Aku sempat frustasi gara-gara mencari Album ini untuk versi MP3-nya. Ke-frustasianku sempat aku tumpahkan di sini

Alhamdulillah, rasa frustasi itu sekarang akhirnya terobati :-) Mungkin Allah SWT mendengar rintihan hamba-Nya ini yang ngebet banget pengen punya koleksi MP3-nya "Neno Warisman dan Aulade Gemintang". :D

Gilak, lengkap Buangettt Maaannn!!!! Itu kata spontanitas pertama yang keluar dari sumber suaraku ini. Thanks banget buat Pak Dani Maroe Beni yang sudah repot-repot me-ripping dari kaset aslinya ke komputer.

Lagu ini digarap dengan serius dan iringan musik yang asyik. Dibawah bimbingan orang-orang yang kompeten, tetap mensyiarkan Islam dengan kualitas yang mengagumkan.

Ini dia Liriknya yang aku ambil dari Blog-nya Pak Adjie Siliadjie

01. “A BA TA TSA”
A Ba Ta Tsa, Allah Maha Kuasa
Ja Ha Kho, mari belajar Iqro
A Ba Ta Tsa, Allah is the Al Mighty
Ja Ha Kho, we use Iqro for study
Da Dza Ro Za, dengar perbedaannya
Sa Sya Sho, tentu lain bunyinya
Dho Tho Dzo A Go Fa Qo, itulah lanjutannya
Ka La Ma Na Wa Ha A Ya, ulang dari pertama
Ya … ya … ya … ya … ya … ya … ya …
A Ba Ta Tsa Ja Ha Kho,
Da Dza Ro Za Sa Sya Sho,
Dho Tho Dzo A Go Fa Qo,
Ka La Ma Na Wa Ha A Ya
A Ba Ta Tsa, Allah is the Al Mighty
Ja Ha Kho, we use Iqro for study
Da Dza Ro Za, listen to them carefully
Sa Sya Sho, we say them with clearity
Dho Tho Dzo, coba ulang Dho
A Go Fa Qo, hafalkan segera
A Ba Ta Tsa Ja Ha Kho
Da Dza Ro Za Sa Sya Sho
Dho Tho Dzo A Go Fa Qo
Ka La Ma Na Wa Ha A Ya
Ka La Ma Na, alangkah mudahnya
Wa Ha A Ya, oh lengkaplah semua huruf Hijaiyah
La … la … la … la …, Allah Maha Kuasa
Li … li … li …, Allah is the Al Mighty
Da Dza Ro Za, how beautiful the Hijaiyah
Sa Sya Sho, it’s the guidance from Allah
Dho Tho Dzo A Go Fa Qo
Ka La Ma Na Wa Ha A Ya
Itu kunci rahasia
Al Qur’an yang mulia
A Ba Ta Tsa, Ja Ha Kho Da,
Dza Ro Za Sa, Sya Sho Dho Tho,
Dzo A Go Fa Qo, Ka La Ma Na Wa Ha A Ya
Huruf Hijaiyah, semua pandai membacanya


02. “ALLAH TURUNKAN HUJAN”
Allah turunkan hujan
Dari gumpalan awan
Dari langit yang tinggi
Membasahi seluruh bumi
Bumi jadi subur
Tanah jadi gembur
Allah tumbuhkan sayur mayur
Bumi jadi subur
Tanah jadi gembur
Pantaslah kita bersyukur
Allah makes the rain fall
From clauds up in the sky
The rain falls to the ground
And wets the earth thats dry
The rain makes the earth rich
The plants grow all around
Our garden are so full of life
The rain makes the earth rich
The plants grow all around
We thank God for beauty thats abound

03. “ALWAYS REMEMBER”
Welcome to the fresh crispy morning
Grateful to the great Creator
Working on a cheerful day
Always remember the Mighty God
Watching for the bright afternoon
In my mind ALLAH is the One
Realizing sunset has come around
Only to you, I beg and cry
(Beg and cry to you)
Closing the wonderful night
By calling to you, dear ALLAH
Kusambut pagi yang segar
Bersyukur pada pencipta
Kutempuh siang yang riang
Slalu kuingat Yang Kuasa
Kujelang sore yang cerah
Tak lupa pada Yang Esa
Kusadari senja tlah tiba
Karena-Mu ku memohon
Kututup malam yang indah
Bersujud pada-Mu Allah

04. “ASSALAMU’ALAIKUM”
Assalamu’alaikum, ya Asslamu’alaikum
We welcome you … We welcome you
On this beautiful day, you have come
Showered with his love and his blessings (2X)
Let us open our hearts
To receive Allah’s light
Let us purify our minds
And his peace in our acts you will find
As wee seek Allah’s love
We must strengthen our faith
And in peach and with love
Our families we will raise
Assalamu’alaikum ya Asslamu’alaikum
Selamat datang, ya selamat datang
Di hari yang indah, ditaburkan hidayah
Dalam kasih dan barokah
Dalam cinta Illahiyah
Kita buka hati kita
Agar dimasuki cahaya
Kita jernihkan pikiran
Mengolah kemaslahatan
Kita rawat iman
Karena rindu Tuhan
Kita pikul amanat
Membangun keluarga sakinah

05. HELLO MY DEAR
hello my dear my sisters and brothers
lets pray to Allah x2
five times a day we do everyday we’ll be happy in Gods wayx2
halo kawan, kawanku sayang mari kita sembahyang x2
satu hari 5 kali sujud pada Illahi Robbi x2
hello my dear my sisters and brothers
lets pray to Allah x2

06. MASJID-MASJID HERE I COME
From where i hear the calling adzan
from where the holly qur’an
from where people praise the only one
Alloh, Alloh, the mighty one
masjid, masjid, here i come
peace in my soul that’s what i found
i feel your love and kindness without bond
glory to Alloh the mighty one
dari masjid ku dengar adzan
dari masjid ku dengar qur’an
dari masjid ku dengar puji
pada Alloh ilahi robbi
masjid, masjid, aku datang
damai tentram di kalbu
di dalam mu kurasakan
belai kasih ilahi

07. “MENGAJI DENGAN SENANG HATI”
Starting with the world Bismillah
Looking for ridho of Allah
Let’s stand up straight and all
(come on … come on)
We are ready ones and all
Now we’re ready to go
With Qur’an in our hands
Ya ya ya ya, I’m very happy
Reading the Qur’an with all my buddies
Play games, sing a song, listen to the stories
And now I want to go each day
And learn Al Qur’an this way
It’s fun to learn
We want to learn
And every day we learn
Dengan mengucap Bismillah
Mohon keridhoan Allah
Badan kutegapkan … (Ayo kawan)
Hatiku kukuatkan
Aku pergi mengaji dengan senang hati
Ya ya ya ya, aku gembira
Mengaji dengan teman sebaya
Bermain, bernyanyi dan bercerita
Kini tiada hari lagi
Tanpa ku pergi mengaji
Aku selalu mengaji dengan senang hati
Oh yes I know, I’m all delighted
Reading the Qur’an is my favorite
Playing, singing, telling stories
with all my classmates
I always read the Qur’an
And choose it as my way

08. “SHARE OUR HAPPINESS”
Look at your right and
Look at your left
Who are day, Who are they
Who can’t reach their dreams on their way
With no change to change their way
They are the poorest
They are now helpless
They’re all our brothers (and sisters)
Who live darkness
Who live in sadness
Let’s share our happiness
(Kids) : What shall I share, Mommy?
(Mother) : Whatever you have, honey!
(Kids) : I have nothing, Mommy!
(Mother) : No, you still have something baby
At least you share, your loving
smile, politeness, tenderness,
Let them share our happiness
Lihat itu siapa di kananmu,
Lihat itu siapa di kirimu,
Di jalan jalan yang buntu
Siapa gerangan mereka itu?
Mereka saudara saudara kita
Anak anak yang papa
Yang telah bekerja siang dan malam
Hadapi kenyataan
(Anak) : Yang tak putus asa
(Ibu) : Walau hidup susah
(Anak) : Tak mampu sekolah
(Ibu) : Tak bisa berkarya
Mari berbagi kebahagiaan
Apapun yang kau punya berikan
Walaupun hanya senyuman …
(Ibu & Anak) : Kelembutan, ketulusan, kasih
sayang …

09. “SIAPA YANG MENGAJARKAN”
(Anak) : Ikan bisa berenang
Burung bisa terbang
Kucing bisa mengeong
(Ibu) : Siapa yang mengajarkan?
(Anak) : Allah …
Do you know who taught the fish
To swim freely in the sea
Do you know who taught the birds
To sing the song that you have heard
Do you know who taught the cats
To run fast and chase the rats
They learn only from Allah
Laa ila ha illallah
Siapa yang mengajarkan, ikan bisa berenang
Siapa yang mengajarkan, kicau burung di pohon
Siapa yang mengajarkan, kucing bisa mengeong
Tiada yang mengajarkan, kecuali hanya Tuhan
Do you know who taught the sea
To make waves up at the beach
Do you know who taught the clouds
To make thunder that is loud
Do you know who taught the rose
To make colors as it grows
They learn only from Allah
Laa ila ha illallah
Siapa yang mengajarkan, lautan bergelombang
Siapa yang mengajarkan, awan menjelma hujan
Siapa yang mengajarkan, bunga bunga berkembang
Tiada yang mengajarkan, kecuali hanya Tuhan

10. “THE CREATOR”
Who creates the sunshine
Who creates the blue sky
Who creates the moon light
Who created You and I
Who creates the ocean
Who creates the mountains
Who creates the animals
Who created all of us
The creator Subhanallah,
there is only one Allah
Who blesses us with hidayah,
Alhamdulillah
Matahari bersinar
Langit biru terang
Bulan bintang generlap
Siapa menciptakan?
Samudera gelombang
Gunung, lembah dan jurang
Semua makhluk Tuhan
Allah yang menciptakan
Allah pencipta segalanya
Subhanallah
Allah pemberi karunia hidayah
Alhamdulillah

Link Downloadnya ada di : sini atau di sini